MATSAMA Hari Kedua: Tanamkan Moderasi, Waspadai Radikalisme, Cegah Bullying

Kegiatan hari kedua Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya Rabu (16/07/2025) berlangsung dengan suasana yang interaktif dan penuh kesadaran nilai. Sebanyak 69 peserta didik baru mengikuti rangkaian materi yang bertujuan membentuk karakter pelajar yang moderat, berwawasan kebangsaan, dan peduli terhadap sesama.

Materi pertama mengangkat tema Moderasi Beragama, disampaikan oleh Ajeng Kusumaningtiastuti. Dalam penyampaian yang hangat dan komunikatif, Ajeng mengajak peserta melihat keberagaman sebagai anugerah yang harus dirawat bersama. Ia menekankan bahwa bersikap moderat bukan berarti lemah, tetapi justru kuat dalam prinsip, bijak dalam menyikapi perbedaan.

“Menjadi pelajar madrasah itu bukan hanya rajin belajar, tapi juga mampu hidup berdampingan dengan yang berbeda. Tidak mudah menyalahkan, tidak cepat menghakimi,” ujarnya.

Peserta tampak aktif menanggapi pemaparan, dan Ajeng pun beberapa kali menyisipkan contoh-contoh sederhana yang dekat dengan kehidupan remaja, agar materi terasa lebih membumi.

Dilanjutkan dengan materi kedua bertajuk Radikalisme dan Intoleransi di Kalangan Pelajar, yang disampaikan oleh narasumber dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Dengan bahasa yang lugas, narasumber mengajak peserta memahami bahwa intoleransi adalah benih dari sikap ekstrem, dan radikalisme bisa tumbuh diam-diam di lingkungan pelajar melalui pengaruh digital dan pergaulan.

“Radikalisme tidak selalu datang dengan wajah keras. Kadang ia masuk lewat ajakan yang terlihat religius, tapi sebenarnya memecah belah. Karena itu, pelajar harus kritis dan tidak mudah ikut-ikutan,” jelasnya.

Suasana ruangan tetap hidup, apalagi saat narasumber menyinggung pentingnya literasi digital dan keberanian menolak ajakan menyimpang. Para peserta tampak mulai memahami bahwa menjaga toleransi adalah bagian dari menjaga persatuan.

Materi terakhir membahas Bullying, disampaikan oleh Muh. Amirul Mu’minin. Dengan pendekatan yang empatik dan penuh refleksi, beliau menyampaikan bahwa bullying bukan hanya soal fisik, tapi juga verbal dan sosial. Ia mengajak siswa baru untuk menyadari bahwa setiap kata dan tindakan bisa berdampak besar terhadap perasaan orang lain.

“Kadang kita tidak sadar menyakiti lewat candaan. Padahal luka yang ditinggalkan bisa lebih dalam dari yang terlihat,” katanya.

Amirul juga menekankan bahwa budaya saling mendukung, menghargai, dan tidak membiarkan teman dijatuhkan adalah nilai penting yang harus tumbuh sejak awal mereka berada di madrasah. Ia mengajak seluruh peserta menjadi pelajar yang berani bersuara, saling menguatkan, dan menjadikan madrasah sebagai tempat yang aman dan menyenangkan.

Dengan suasana hangat dan penuh nilai, hari kedua MATSAMA ditutup dengan kesan positif. Melalui materi yang disampaikan, peserta didik baru tidak hanya dikenalkan pada lingkungan sekolah, tetapi juga ditanamkan nilai-nilai penting yang akan menjadi bekal dalam kehidupan berbangsa dan beragama di masa depan.

Pewarta : Nur Hidayah, S.Sos.I